Merpati Senja


Masa kecil yang indah. Itulah yang tersirat dalam hidup Rita. Hidup anak-anak memanglah indah. Siang berganti malam. Hujan berganti cerah. Semuanya tidak berasa sedikitpun. Entah karena belum mampu merasa pahitnya kehidupan atau memang kehidupan belum bersikap pahit kepadanya. Itulah jalan hidup Rita mungil dalam pangkuan mesra ayah dan ibunya. Periang dan sangat beride cemerlang.

Kabut dalam hidup Rita mulai terasa, ketika itu, sore hari yang mendung Rita harus mengalami kepahitan hidup. Karena kelalaian seorang pemuda, kini ia hanya bisa menikmati indahnya dunia dari sisi kursi rodanya. Kursi roda yang akan menemani hari-hari depannya. Oh betapa sayangnya, begitu selalu pikir ibunya sedih meratapi nasib anaknya itu.

Hidup Rita bagaikan katak hendak menjadi lembu. Tiada berarah dan tiada berpeluang berubah. Ia berubah menjadi sosok yang pendiam dan pemurung. Hidupnya selalu penuh ratapan dan tangisan ketika melihat hujan. Ibu dan ayahnya bingung dan sedih melihat anak satu-satunya itu yang banyak menghabiskan waktu dengan menangis itu.

Suatu sore dari kejauhan halaman rumahnya, ia melihat beberapa anak-anak tengah berlarian di jalanan seberang rumahnya. “Ma, aku pengen ikut bermain”, kata Rita kecil. “Mama, antar kamu ke sana yah!”. “Gak usah ma, aku mau kesana sendiri saja”. “Hati-hati ya nak”.

Dengan penuh semangat, Rita menggerakkan kursi rodanya menuju anak-anak itu. “Bolehkan aku ikut main?”, sapa Rita kepada mereka. “Bagaimana mungkin anak cacat kayak kamu bisa ngejar kami, hahaha…” sahut seorang bocah sebayanya. “Hush, jangan gitu, ntar kita kualat loh, yuk pergi aja” sahut anak yang lain.

Betapa sedihnya hati Rita. “Oh, Tuhan, kenapa aku harus cacat seperti ini, sungguh Kamu tidak adil kepadaku, engkau biarkan hidupku menderita” Tangis Rita. Ia bergerak kembali kerumahnya dengan penuh sesal. Masuk ke kamar dan menutup pintu erat-erat. Ibunya sedih melihat hal itu.

5 tahun kemudian. Rita mungil itu telah memasuki masa remaja. Baginya masa remaja seperti tahanan dalam hidup. Betapa tidak, bukan jarang ia mendapatkan ejekan dari teman-temanya, entah itu anak cacat, anak berkaki empat. Kian lama semakin murung wajah Rita. Suatu ketika sepulang sekolah seperti biasanya ia menuju gerbang pagar sekolah dimana ibunya sedang menunggu kehadirannya. Ia bergerak sambil menutup telinganya agar terhindar dari ejekan teman-temannya. Tapi alangkah terkejutnya, saat menemukan ibunya tidak ada seperti biasanya. Ia mengangkat HP nya dan menghubungi ibunya. “Tunggu 15 menit lagi ya nak, ibu ntar lagi sampai, lagi ada tamu di kantor nih”. Ia mendesah. “Mau apalagi, terpaksa menunggu ibu” kesalnya.

Hai, namaku Alan” seorang anak laki-laki kurus tiba-tiba sudah berada di sampingnya. “Eh, eh, iya, aku Rita, kamu murid baru itu kan” sahut Rita sedikit canggung. “Iya, aku pindahan dari Malang”. “Aku lihat kamu tidak akur ya sama teman-teman kamu” kata Alan. “Hmm” angguk Rita. “Kamu kan tahu aku seperti ini, mana ada orang yang mau berteman dengan aku” kata Rita. “Jangan ngomong ngawur kamu” kata Alan.

Mengapa?”. “Karena kamu masih beruntung dibandingkan orang lain yang mungkin lebih buruk keadaannya dari kamu” Kata Alan. “Apa beruntungnya aku?”. Alan tersenyum. “Hahaha, dasar manusia hanya bisa mengeluh saja”. “Bagaimana dengan kamu? Apa kamu mau berteman dengan anak cacat seperti aku” tanya Rita menantang. “Tentu saja bodoh” kata Alan sembil tersenyum. “Selama kamu masih manusia, bukan alien, aku mau jadi temanmu” Lanjut Alan. “Ha…apa? kamu bilang aku alien, awas kamu”.

Beberapa lembar kehidupan Rita sedikit demi sedikit berubah dengan kehadiran Alan. Mereka berteman dengan baik. Ternyata benar kata Alan, tidak semua teman-teman di sekolahnya benci sama keadaannya itu. Rita mempunyai beberapa teman dekatnya. Ia mulai bisa merasakan senyum hadir dalam hidupnya lagi.

Hey, ta..kamu tahu gak, kalo’ aku nih indigo” kata Alan. “apaan tuh, Lan? Makanan yah” Rita kebingungan. “Bukan dudul, itu sebutan orang yang merasa punya indra keenam gitu”. “Ah masa? Kamu?” tanya Rita tidak percaya. “Yah, udahlah kalo’ kamu gak percaya lagi ma aku”. “Percaya sih, tapi buktinya mana?” Tanya Rita.

Mau bukti?”. “Iya” sahut Rita. “Aku bisa tahu kalau ntar lagi kamu kena siram air”. Tiba-tiba Alan menyiramnya dengan air. “Selamat ulang tahun Rita”. “Ah, kamu brengsek” keluh Rita.

Perjalanan kedua remaja itu semakin erat semenjak kelulusan mereka di SMA. Alan menyatakan cintanya kepada Rita. Sejak itu, Rita serasa mendapatkan hidup keduanya. Sedikit kesedihan terbesit di hati Rita, tatkala Alan mengatakan ia akan melanjutkan studinya ke Jakarta. Sedangkan Rita sendiri akan melanjutkan studinya ke Semarang. Bukan soal gampang bagi Rita menjalani hubungan jarak jauh itu.

Kamu percaya komitmen kita kan?” tanya Alan. “Hmm…”. “Rit, aku tahu ini akan susah, tapi yang harus kamu yakini aku tidak akan berpaling darimu”. “Janji?” kata Rita. “Tentu saja”.

Hubungannya berjalan semakin baik. Semakin baik ketika dokternya mengatakan Rita bisa berjalan lagi tanpa kursi roda. Oh, serasa dunia ini bertambah luas sepuluh kali lipat saja, pikir Rita. “Semua akan baik-baik saja” kata hati Rita.

Selama perjalanan hidupnya Alan adalah sosok yang begitu berarti setelah ibu dan ayahnya. Apalagi ia anak tunggal, jadi tidak pernah merasakan kasih sayang dari saudara-saudaranya.

Kamu kenapa Lan?” tanya Rita suatu ketika berjalan bersama Alan saat hari libur. Rita kaget melihat wajah Alan begitu pucat dan dari hidung Alan keluar darah. “Ah, gak pa pa kok”.

Rita semakin curiga dengan Alan. Bukan hanya sekali hal itu terjadi, malah berkali-kali ia melihat tanda-tanda aneh pada diri Alan. Hingga suatu ketika, sore hari yang gerimis, Rita mendapati sosok Alan terbaring di sebuah kamar rumah sakit. “Lan, tadi aku ke rumahmu, dan sekarang aku jadi bingung kenapa kamu bisa ada di sini?, tolong jujur sama aku, bukannya kamu dulu bilang kalau kita harus saling jujur kan?” tanya Rita.

Owh, akhirnya aku harus jujur sama kamu ya” kata Alan sambil tersenyum. “Rita, aku terkena Leukemia” sahut Alan lirih. “Sejak kapan Lan?”. “Sejak SMP” kata Alan. “Jadi kamu?ah…” Rita tak kuasa menahan air matanya. “Kenapa kamu gak cerita dari dulu?”. “Aku Cuma gak mau kamu mengasihani aku dan bersedih, padahal waktu itu keadaanmu sendiri udah bikin kamu sedih”. “Rita, tolong kamu jangan berubah sikap ya setelah tahu kondisiku seperti ini”. “Tentu saja tidak, bodoh” kata Rita.

Lan, boleh gak aku nemenin kamu di sini?” tanya Rita. “Hmm, boleh-boleh saja sih, tapi apa kamu gak capek”. “Gak, aku mau nemenin kamu di rumah sakit, aku mau balas kebaikanmu ke aku dulu waktu aku masih duduk di kursi roda”. “Yang mana, Rit?”.

Aku senang banget Lan, karena waktu itu tidak ada yang mau berteman dengan aku, tapi kamu ikhlas mau berteman dengan anak cacat seperti aku dulu” kata Rita.

Rit, manusia itu hidup seperti yin dan yang. Selalu ada kelebihan dan pasti ada kekurangan. Dengan menghargai kekurangan pada diri seseorang dan memandang berarti semua orang itulah sinergi yang bijak dari hidup”

Ah, kamu…udah tidur sana udah malam” kata Rita.

Malam semakin larut. Rita tidur di kursi tepat di samping ranjang Alan terbaring. Dalam mimpinya ia melihat masa depannya yang bahagia.

Sebulan telah berlalu, kini Rita baru sadar bahwa ia harus bangkit. Begitu janjinya pada Alan. Alan telah tertidur dan tak pernah lagi membuka matanya untuk menatap senyum Rita sejak hari itu. Rita begitu sedih, tapi ia mencoba tegar menghadapi itu semua. Ia sangat beruntung dipertemukan dengan Alan dalam hidupnya. Berkat sosok itu ia semakin dewasa dan sadar tentang kebijaksanaan dalam hidup.

Yah, sekalipun aku bodoh dan bingung soal yin yang yang kamu jelasin dulu, tapi aku mengerti bahwa itulah hidup” pikir Rita.

Rita membuka buku catatan harian Alan yang sempat diberikan kepadanya sebelum tertidur.

Aku ingin menjadi merpati yang terbang hingga siang berganti senja, dan senja menutupiku. Dengan begitu, saat aku pergi tiada orang yang akan sedih”.

Kata dokter hidupku tinggal 3 bulan lagi… ah, sesal yang ada saja. Betapa bahagianya orang yang tidak perlu tahu apa yang akan terjadi pada hidupnya di masa depan, tidak perlu takut seperti aku ini…masa depanku serasa sudah dapat kulihat, mungkin aku indigo, hahaha….”

Rita terpegun membaca buku harian Alan itu. Betapa menyesalnya ia, saat ia mengingat pernah berpikir betapa senangnya orang yang bisa melihat masa depannya sendiri. Ah, konyolnya aku, pikir Rita.

Yah, begitulah hidup, terkadang mengetahui masa depan lebih dulu itu menyakitkan. Berlainan dengan yang Rita pikirkan dari dulu. Alan engkau telah menjadi merpati senjaku, kata Rita. ”Sekalipun begitu, jika nanti malam berganti pagi, aku berharap dapat melihatmu terbang kearah mana dan akan kuikuti lagi arah kepak sayapmu itu.

TAMAT

Fatwa Syaikh-Memaksa wanita untuk menikah


 

Anak Perempuan Jangan Dipaksa Atas Pernikahan Yang Tidak Ia Suka

Kamis, 22 April 2004 09:16:12 WIB

ANAK PEREMPUAN JANGAN DIPAKSA ATAS PERNIKAHAN YANG TIDAK IA SUKA

Oleh
Syaikh Abdul Aziz bin Baz

 

 

Pertanyaan.
Syaikh Abdul Aziz bin Baz ditanya : Apakah boleh bagi seorang ayah memaksa putrinya menikah dengan lelaki yang tidak ia suka ?

Jawaban.
Tidak ada hak bagi seorang ayah ataupun yang lain memaksa putrinya menikah dengan lelaki yang tidak disukainya, melainkan harus berdasarkan izin darinya, karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihin wa sallam telah bersabda.

“Artinya : Wanita janda tidak boleh dinikahkan sebelum dimintai pendapat, dan wanita gadis tidak boleh dinikahkan sebelum dimintai izin darinya”. Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana izinnya ?” Beliau menjawab : “Ia diam” [Riwayat Al-Bukhari dan Muslim]

Di dalam redaksi lain beliau bersabda : “Dan izinnya adalah diamnya”

Redaksi lain menyebutkan.

“Artinya : Dan perempuan gadis itu dimintai izin oleh ayahnya mengenai dirinya, dan izinnya adalah diamnya”.

Adalah kewajiban seorang bapak meminta izin kepada putrinya apabila ia telah berusia sembilan tahun ke atas. Demikian pula para wali tidak boleh menikahkan putri-putrinya kecuali dengan izin dari mereka. Inilah yang menjadi kewajiban semua pihak ; barangsiapa yang menikahkan putrinya tanpa seizin dari dia, maka nikahnya tidak sah, sebab diantara syarat nikah adalah kesukaan (keridhaan) dari keduanya (laki-laki dan perempuan).
Maka apabila ia dinikahkan tanpa keridhaan darinya, namun dipaksa di bawah ancaman berat atau hukuman pisik, maka nikahnya tidak sah ; kecuali pemaksaan ayah terhadap putrinya yang berusia kurang dari sembilan tahun, maka itu boleh, dengan alasan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menikahi Aisyah tanpa izin darinya yang pada saat itu masih berumur kurang dari sembilan tahun, sebagaimana dijelaskan dalam hadits shahih [Al-Bukhari dan Muslim].

Adapun jika ia telah berusia sembilan tahun ke atas maka tidak boleh dinikahkan kecuali berdasarkan izin dari dia, sekalipun yang akan menikahkannya itu adalah bapaknya sendiri. Dan kepada pihak laki-laki (calon suami) jika mengetahui bahwa perempuan yang ia inginkan tidak menyukai dirinya, maka hendaknya jangan maju terus untuk menikahinya sekalipun bapaknya bersikap penuh toleran kepadanya.

Hendaklah selalu bertaqwa kepada Allah dan tidak maju untuk menikahi perempuan yang tidak menyukai dirinya, sekalipun mengaku bahwa bapaknya tidak melakukan pemaksaan. Ia wajib waspada terhadap hal-hal yang diharamkan oleh Allah, karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memerintahkan agar meminta izin (terlebih dahulu kepada si permpuan yang dimaksud). Dan kami berpesan kepada perempuan yang dilamar agar selalu bertaqwa kepada Allah dan menyetujui keinginan bapaknya untuk menikahkannya jika lelaki yang melamarnya adalah lelaki ta’at beragama dan baik akhlaknya, karena pernikahan itu menyimpan banyak kebaikan dan maslahat yang sangat besar, sedangkan hidup membujang itu banyak mengandung bahaya. Maka yang kami pesankan kepada semua remaja putri adalah menyetujui lamaran lelaki yang sepadan (dengan dirinya) dan tidak membuat alasan “masih ingin belajar” atau “ingin mengajar” atau alasan-alasan lainnya.

[Ibnu Baz, Fatawa Mar’ah, hal 55-56

[Disalin dari. Kitab Al-Fatawa Asy-Syar’iyyah Fi Al-Masa’il Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini, hal 431-433 Darul Haq]

 

Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=mo re&article_id=656&bagian=0

 

SMS Lucu…


sms-sms lucu buat agan-agan jamin ngakak gan
km tuH A B C D
-Asyik
-Baik
-Cakep
-D’best
slain it km jga E,F,G,H
-Easy going
-Funky
-Gaul
-Humor
tpi syang I,J,K,L
-Ingusan
-Jorok
-Kumel
-Lemot
Xixixi..

 
ku hampiri tidurmu…
ku tatap wajahmu…
ku kecup kedua pipimu..
kucium keningmu & ku bisikan di telingamu….
“SEMOGA ENGKAU DI TERIMA DI SISI-NYA”
Anak kebO makan laler
Met bObo jngan ngiler
Nenek kebO msuk kuliah..
Met bO2
mimpiN aq yah..
mau bo2 mkan es..
Eh ad kebo baca sms..he..he. .

 
Trima pesanan utk saur:
1. Es beYe
2. Mie 9awati
3. Jus Dur
4. SuP kalla
5. Soto yoSo
6. BaKar tanJung
sdia juga..
Bak Pao ziBowo
Slhkn tgl pesan biar ntr q siapin mo brapa porsi.He…he…5x.

 
Raja Sulaiman sedang Ngbsen rkyat’y:
JiN?
Hdir b0s
SeTan?
Ada b0s
IbL!s?
s!ap b0s
JurIg?
saya boZ,

Nah anak tYul mNa?
nE b0s Lg sbUk bca sMs..Hahahaha

 
Berita hari ini:
Seorang ibu & anaknya tewas akibat tersambar petir. Kini polisi sedang berusaha untuk mengejar petir tsb.

 
mama bilang
kalau pacarku pegang dada
katakan Don’t
kalau pegang bawah
katakan Stop
berhubung dia pegang 22nya
aku bilang DON’T STOP

 
Kuterpana memandang matamu
nafasku pun berhenti
jantungku berdegup keras
benarkah semua yang kurasakan ini?
kuberanikan diri bertanya padamu…
kau kentut ya?

 
Sesungguhnya perasaan ini sudah lama kupendam. saat ini akan kukatakan isi hatiku. mengapa..! mengapa..! mengapa..!
kau begitu tega melupakan utangmu padaku.

 

Jeruk busuk, pepaya busuk.
melon busuk, semangka busuk.

YA JANGAN DIMAKAN DONG!!!!

 

Gila! nelpon elo susah banget
jawabnya selalu: pelanggan ayang anda tuju sedang buang air besar,
silahkan tinggalkan pesan setelah terdengar bunyi nada : dhuuut!!!

 
Jalan jalan ke bandung… makan siomay ke surabaya…..
kejahuan… di sini juga ada tukang siomay…. kan lagi baca.. sms ini

 
Aku mimpi jalan ke mall sambil bawa anjing. Ada satpam marah-marah dan ngusir aku. Aku pun pulang dan aku ketemu sama kamu dan kamu langsung ngajak aku ke mall lagi. Setelah sampai disana Satpamnya malah marah besar seperti ini, “Udah dibilangin gak boleh bawa anjing, eh sekarang malah bawa babi!!!”

 
kalo ada sumur diladang…..

bolehlah kita menumpang mandi….

kalo ada umur panjang …….

Ngapain juga lo baca SMS ini……kurang kerjaan ya..??

 
Kata anak monyet : “mak, kenapa muka kita kok buruk ya?”
Mak Monyet menjawab “Bersyukurlah nak, muka kita tdk seburuk yg baca”

 
Saat awan menjadi kelabu…. ku teringat padamu….
Saat hujan mulai turun aku merasa sedih dan kecewa…..
Dirimu yang pelupa.. membuat rasa cemas di hatiku…
Dan ku ingin segera mengatakan padamu… ANGKAT TU JEMURAN!!!

 

 

Orang Amerika kentut bilang, “EXCUSE ME”. Orang Inggris kentut
bilang, “PARDON ME”. Orang Singapore kentut bilang, “I’M SORRY”. Kalo
Orang Indonesia kentut, pasti bilang, “NOT ME!! NOT ME!!”

 

 

When i see baby, i remember “TEDDY BEAR DOLL”. When i see a
little girl, i remember “BARBIE DOLL”. But when i see u, i remember
“PANADOL”

 
Seorang nenek yang nyebrang jalan hampir ketabrak motor.
Pengendara motor marah : “Nenek bego! Nyebrang jalan gak liat2!” Nenek sewot : “Lo yg bego!! Nabrak nenek-nenek aja gak kena..!!”

 
IF u need ADVICE, message me. If u need FRIEND, call me. IF u
need HELP, e-mail me. If u need MONEY, nomor yg anda tuju tidak
dapat dihubungi. terima kasih.

 

 

Anda nasabah Bank mana?

BII: Berselingkuh itu Indah

BCA: Berselingkuh Cari yg Aman

MANDIRI: senangnya MAiN berDIRI

NIAGA: NIkmatnya mAin bertIGA

 
dr.gigi menyuruh pasiennya membuka mulut, si pasien malah membuka celananya.
dokter: maaf saya dok.gigi bukan dok.kelamin!
pasien: iya tau dok, tapi di kemaluan saya ada gigi yang tertinggal dok…
dokter: ..!!??

 
Aku pahlawan kecil…. Yang gagah berani…..
Bila Belanda datang aku serang…..
Bila Belanda Nyerang, Aku bilang….
“Idiiih beraninya sama anak kecil…”

 
Kenapa Rhama memilih Shinta?
Jawab : Karena kulit Shanti tak seputih kulit Shinta

 
Buah nangka buah cempedak
Engga nyangka elo badak..

 
S20 = Saya Suka Sebel Sama Situ Sebab Situ Suka Senyum-Senyum Sama Saudara Saya. Sekarang Saudara Saya Suka Senyum-Senyum Sendirian

 
Jika terjadi kebakaran, baca-lah mantra di bawah ini……..
GUE BILANG KALAU TERJADI KEBAKARAN, DUDULZ !

 
Hubungi aku aja..:
Merasa sedih? hubungi aku!
merasa kesepian? hubungi aku!
ga’ ada tempat curhat? hubungi aku!
merasa stress dan gila????
hubungi rumah sakit dunkss!! jangan kegue mlulu!!!

Asbabun Nuzul QS. Al-Baqarah 187


Allah subhanahu wa ta’ala berfirman (yang artinya):

“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari puasa bercampur dengan istri-istri kamu; mereka itu adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga jelas bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 187)

 

Diketengahkan pula oleh Ahmad, Ibnu Jarir dan Ibnu Abu Hatim dari jalur Abdullah bin Ka’ab bin Malik yang diterimanya dari bapaknya, katanya, “Pada bulan Ramadhan jika seorang berpuasa dan hari masuk malam lalu ia tidur, haram baginya makan minum dan wanita, sampai ia berbuka pada esok harinya. ‘Umar pun kembali dari rumah Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam yakni setelah begadang di sisinya. Dicarinya istrinya, maka jawabnya, ‘Saya telah tidur.’ Jawab ‘Umar, ‘Tidak, kamu belum lagi tidur’, lalu dicampurinya istrinya itu. Ka’ab melakukan pula seperti yang dilakukan ‘Umar, lalu di waktu pagi ‘Umar segera mendapatkan Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam dan menyampaikan peristiwanya. Maka turunlah ayat ini (QS. Al-Baqarah: 187).”

 

Diketengahkan pula oleh Bukhari dari Al-Barra bin Azib radhiyallahu ‘anhu, katanya, “Tatkala datang puasa pada bulan Ramadhan, mereka tak mau mendekati istri-istri mereka selama bulan itu. Tetapi beberapa orang (laki-laki) mengkhianati diri mereka (dengan menggauli istri-istri mereka karena tidak dapat menahan nafsu), maka Allah pun menurunkan, ‘ Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu…’ sampai akhir ayat (Q.S. Al-Baqarah 187).”

 

Dikeluarkan oleh Bukhari dari Al-Barra bin Azib radhiyallahu ‘anhu, katanya, “Biasanya para sahabat Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam jika salah seorang di antara mereka berpuasa, lalu datang waktu berbuka, kemudian ia tertidur sebelum berbuka, maka ia tidak makan semalaman dan seharian itu sampai petang lagi. Kebetulan Qais bin Sharmah berpuasa. Tatkala datang saat berbuka, dicampurinya istrinya, lalu bertanya, ‘Apakah kamu punya makanan?’ Jawabnya, ‘Tidak, tetapi saya akan pergi dan mencarikan makanan untukmu.’ Seharian Qais bekerja, hingga ia tertidur lelap dan ketika istrinya datang dan melihatnya, ia mengatakan, ‘Kasihan kamu!’ Waktu tengah hari, karena terlalu lelah, ia tak sadarkan diri, lalu disampaikannya peristiwa itu kepada Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam maka turunlah ayat ini yang berbunyi, ‘Dihalalkan bagi kamu pada malam hari puasa bercampur dengan istri-istrimu.’ (Q.S. Al-Baqarah 187). Mereka amat gembira dan berbesar hati menerimanya. Di samping itu turun pula, ‘Dan makan minumlah hingga nyata bagimu benang putih dari benang hitam yaitu fajar.'” (Q.S. Al-Baqarah 187).

 

Diriwayatkan oleh Bukhari dari Sahl bin Said radhiyallahu ‘anhu, katanya, “Diturunkan ayat ‘makan minumlah hingga nyata bagi kamu benang putih dari benang hitam.’ (Q.S. Al-Baqarah 187) dan belum diturunkan ‘berupa fajar’ (Q.S. Al-Baqarah 187). Beberapa orang laki-laki jika mereka hendak berpuasa masing-masing mereka mengikatkan pada kedua kakinya benang putih dan benang hitam. Mereka terus makan minum sampai jelas perbedaan keduanya. Maka Allah pun menurunkan kelanjutannya ‘berupa fajar’ sehingga mereka tahu bahwa yang dimaksud ialah malam dan siang.”

 

Diketengahkan oleh Ibnu Jarir dari Qatadah radhiyallahu ‘anhu, katanya, “Jika seorang laki-laki melakukan I’tikaf, lalu ia keluar masjid, jika dikehendakinya ia dapat saja mencampuri istrinya. Maka turunlah ayat ‘Dan janganlah kamu campuri mereka itu sedang kamu beri’tikaf di masjid.'” (Q.S. Al-Baqarah 187).

Nyeri


DEFINISI
Nyeri merupakan Perasaan tidak nyaman, baik ringan maupun berat.yang hanya dapat dirasakan oleh individu tersebut tanpa dapat dirasakan oleh orang lain, mencakup pola fikir, aktifitas seseorang secara langsung, dan perubahan hidup seseorang. Nyeri merupakan tanda dan gejala penting yang dapat menunjukkan telah terjadinya gangguan fisiologikal.

PENYEBAB NYERI
1. Trauma
a. Mekanik
Rasa nyeri timbul akibat ujung-ujung saraf bebas mengalami kerusakan, misalnya akibat benturan, gesekan, luka dan lain-lain.
b. Thermis
Nyeri timbul karena ujung saraf reseptor mendapat rangsangan akibat panas, dingin, misal karena api dan air.
c. Khemis
Timbul karena kontak dengan zat kimia yang bersifat asam atau basa kuat
d. Elektrik
Timbul karena pengaruh aliran listrik yang kuat mengenai reseptor rasa nyeri yang menimbulkan kekejangan otot dan luka bakar.
2. Neoplasma
a. Jinak
b. Ganas
3. Peradangan
Nyeri terjadi karena kerusakan ujung-ujung saraf reseptor akibat adanya peradangan atau terjepit oleh pembengkakan. Misalnya : abses
4. Gangguan sirkulasi darah dan kelainan pembuluh darah
5. Trauma psikologis

KLASIFIKASI NYERI1. Menurut Tempat
a. Periferal Pain
1) Superfisial Pain (Nyeri Permukaan)
2) Deep Pain (Nyeri Dalam)
3) Reffered Pain (Nyeri Alihan)
nyeri yang dirasakan pada area yang bukan merupakan sumber nyerinya.
b. Central Pain
Terjadi karena perangsangan pada susunan saraf pusat, spinal cord, batang otak dll
c. Psychogenic Pain
Nyeri dirasakan tanpa penyebab organik, tetapi akibat dari trauma psikologis.
d. Phantom Pain
Phantom Pain merupakan perasaan pada bagian tubuh yang sudah tak ada lagi, contohnya pada amputasi. Phantom pain timbul akibat dari stimulasi dendrit yang berat dibandingkan dengan stimulasi reseptor biasanya. Oleh karena itu, orang tersebut akan merasa nyeri pada area yang telah diangkat.
e. Radiating Pain
Nyeri yang dirasakan pada sumbernya yang meluas ke jaringan sekitar.
2. Menurut Sifat
a. Insidentil : timbul sewaktu-waktu dan kemudian menghilang
b. Steady : nyeri timbul menetap dan dirasakan dalam waktu yang lama
c. Paroxysmal : nyeri dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali dan biasanya menetap 10 – 15 menit, lalu menghilang dan kemudian timbul kembali.
d. Intractable Pain : nyeri yang resisten dengan diobati atau dikurangi. Contoh pada arthritis, pemberian analgetik narkotik merupakan kontraindikasi akibat dari lamanya penyakit yang dapat mengakibatkan kecanduan.
3. Menurut Berat Ringannya
a. Nyeri ringan : dalam intensitas rendah
b. Nyeri sedang : menimbulkan suatu reaksi fisiologis dan psikologis
c. Nyeri Berat : dalam intensitas tinggi
4. Menurut Waktu Serangan
Terdapat beberapa cara untuk mengklasifikasikan tipe nyeri. Pada tahun 1986, The National Institutes of Health Concencus Conference of Pain mengkategorikan nyeri menurut penyebabnya. Partisipan dari konferensi tersebut mengidentifikasi 3 (tiga) tipe dari nyeri : akut, Kronik Malignan dan Kronik Nonmalignan.
Nyeri akut timbul akibat dari cedera akut, penyakit atau pembedahan. Nyeri Kronik Nonmalignan diasosiasikan dengan cedera jaringan yang tidak progresif atau yang menyembuh. Nyeri yang berhubungan dengan kanker atau penyakit progresif disebut Chronic Malignant Pain. Meskipun demikian, perawat biasanya berpegangan terhadap dua tipe nyeri dalam prakteknya yaitu akut dan kronis :
1. Nyeri Akut
Nyeri akut biasanya berlangsung singkat, misalnya nyeri pada fraktur. Klien yang mengalami nyeri akut baisanya menunjukkan gejala-gejala antara lain : perspirasi meningkat, Denyut jantung dan Tekanan darah meningkat, dan pallor
2. Nyeri Kronis
Nyeri kronis berkembang lebih lambat dan terjadi dalam waktu lebih lama dan klien sering sulit mengingat sejak kapan nyeri mulai dirasakan.

PENGKAJIAN NYERI
Dikarenakan nyeri merupakan pengalaman interpersonal, perawat harus menanyakannya secara langsung kepada klien
Karakteristik
a. Lokasi
Pengkajian lokasi nyeri mencakup 2 dimensi :
• Tingkat nyeri, nyeri dalam atau superfisial
• Posisi atau lokasi nyeri
Nyeri superfisial biasanya dapat secara akurat ditunjukkan oleh klien; sedangkan nyeri yang timbul dari bagian dalam (viscera) lebih dirasakan secara umum.
Nyeri dapat pula dijelaskan menjadi empat kategori, yang berhubungan dengan lokasi :
• Nyeri terlokalisir : nyeri dapat jelas terlihat pada area asalnya
• Nyeri Terproyeksi : nyeri sepanjang saraf atau serabut saraf spesifik
• Nyeri Radiasi : penyebaran nyeri sepanjang area asal yang tidak dapat dilokalisir
• Reffered Pain (Nyeri alih) : nyeri dipersepsikan pada area yang jauh dari area rangsang nyeri.
b. Intensitas
Beberapa faktor yang mempengaruhi nyeri :
 Distraksi atau konsentrasi dari klien pada suatu kejadian
 Status kesadaran klien
 Harapan klien
Nyeri dapat berupa : ringan, sedang, berat atau tak tertahankan. Perubahan dari intensitas nyeri dapat menandakan adanya perubahan kondisi patologis dari klien.
c. Waktu dan Lama (Time & Duration)
Perawat perlu mengetahui/mencatat kapan nyeri mulai timbul; berapa lama; bagaimana timbulnya dan juga interval tanpa nyeri dan kapan nyeri terakhir timbul.
d. Kualitas
Deskripsi menolong orang mengkomunikasikan kualitas dari nyeri. Anjurkan pasien menggunakan bahasa yang dia ketahui: nyeri kepala mungkin dikatakan “ada yang membentur kepalanya”, nyeri abdominal dikatakan “seperti teriris pisau”.
e. Perilaku Non Verbal
Beberapa perilaku nonverbal yang dapat kita amati antara lain : ekspresi wajah, gemeretak gigi, menggigit bibir bawah dan lain-lain.
f. Faktor Presipitasi
Beberapa faktor presipitasi yang akan meningkatkan nyeri : lingkungan, suhu ekstrim, kegiatan yang tiba-tiba, stressor fisik dan emosi.
g. Alat Pengukur Nyeri

Intervensi
Secara umum intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu :
1. Non Farmakologik intervention : Distraksi, Relaksasi, Stimulasi Kutaneus
2. Farmakologi Intervention

Distraksi
Beberapa teknik distraksi, antara lain :
1. Nafas lambat, berirama
2. Massage and Slow, Rhythmic Breathing
3. Rhytmic Singing and Tapping
4. Active Listening
5. Guide Imagery

Relaksasi
Teknik relaksasi terutama efektif untuk nyeri kronik dan memberikan beberapa keuntungan, antara lain :
1. Relaksasi akan menurunkan ansietas yang berhubungan dengan nyeri atau stres
2. Menurunkan nyeri otot
3. Menolong individu untuk melupakan nyeri
4. Meningkatkan periode istirahat dan tidur
5. Meningkatkan keefektifan terapi nyeri lain
6. Menurunkan perasaan tak berdaya dan depresi yang timbul akibat nyeri
Stewart (1976: 959), menganjurkan beberapa teknik relaksasi berikut :
1. Klien menarik nafas dalam dan menahannya di dalam paru
2. Secara perlahan-lahan keluarkan udara dan rasakan tubuh menjadi kendor dan rasakan betapa nyaman hal tersebut
3. Klien bernafas dengan irama normal dalam beberapa waktu
4. Klien mengambil nafas dalam kembali dan keluarkan secara perlahan-lahan, pada saat ini biarkan telapak kaki relaks. Perawat minta kepada klien untuk mengkonsentrasikan fikiran pada kakinya yang terasa ringan dan hangat.
5. Ulangi langkah 4 dan konsentrasikan fikiran pada lengan, perut, punggung dan kelompok otot-otot lain
6. Setelah klien merasa relaks, klien dianjurkan bernafas secara perlahan. Bila nyeri menjadi hebat klien dapat bernafas secara dangkal dan cepat.

Stimulasi Kulit (Cutaneus)
Beberapa teknik untuk stimulasi kulit antara lain :
a. Kompres dingin
b. Analgesics ointments
c. Counteriritan, seperti plester hangat.
d. Contralateral Stimulation, yaitu massage kulit pada area yang berlawanan dengan area yang nyeri.

Farmakologik Agent
1. Analgesics
Obat golongan analgesik akan merubah persepsi dan interpretasi nyeri dengan jalan mendepresi Sistem Saraf Pusat pada Thalamus dan Korteks Cerebri. Analgesik akan lebih efektif diberikan sebelum klien merasakan nyeri yang berat dibandingkan setelah mengeluh nyeri. Untuk alasan ini maka analgesik dianjurkan untuk diberikan secara teratur dengan interval, seperti setiap 4 jam (q 4h) setelah pembedahan.
Terdapat dua klasifikasi mayor dari analgesik, yaitu :
a. Narcotic (Strong analgesics)
Termasuk didalamnya adalah : derivat opiate seperti morphine dan codein.
Narkotik menghilangkan nyeri dengan merubah aspek emosional dari pengalaman nyeri (misal : persepsi nyeri). Perubahan mood dan perilaku dan perasaan sehat membuat seseorang merasa lebih nyaman meskipun nyerinya masih timbul.
b. Nonnarcotics (Mild analgesics)
Mencakup derivat dari : Asam Salisilat (aspirin); Para-aminophenols (phenacetin); Pyrazolon (Phenylbutazone).
Meskipun begitu terdapat pula obat analgesik kombinasi, seperti kombinasi dari analgesik kuat (strong analgesics) dengan analgesik ringan (mild analgesics), contohnya : Tylenol #3, merupakan kombinasi dari acetaminophen sebagai obat analgesik nonnarkotik dengan codein, 30mg.

2. Plasebo
Plasebo merupakan jenis dari tindakan, seperti pada intervensi keperawatan yang menghasilkan efek pada klien dikarenakan adanya suatu kepercayaan daripada kandungan fisik atau kimianya (McCaffery, 1982:22). Pengobatannya tidak mengandung komponen obat analgesik (seperti : gula, larutan garam/normal saline, atau air) tetapi hal ini dapat menurunkan nyeri. Untuk memberikan plasebo ini perawat harus mempunyai izin dari dokter.

Medical Interventions
1. Blok Saraf (Nerve Block)
2. Electric Stimulation
3. Acupunture
4. Hypnosis
5. Surgery/Pembedahan
6. Biofeedback

 

Dikonsep dari: http://irmanthea.blogspot.com/2007/10/konsep-nyeri.html

Analisis Multivariat


TEORI ANALISIS MULTIVARIAT

Statistika multivariat merupakan objek kajian pada statistika yang mempelajari perilaku dan hubungan antara dua atau lebih variabel. Dasar dari kajian ini adalah analisis korelasi dan analisis regresi untuk dua variabel. Prinsip yang sama kemudian dikembangkan untuk lebih dari dua variabel. Kompleksitas yang muncul akibat penambahan variabel dan tipenya (nominal, ordinal, atau rasional), serta teknik penyaringan informasi yang bisa diambil menjadi kajian pembahasannya.

Statistika multivariat saat ini diterapkan di hampir semua cabang ilmu, baik ilmu pengetahuan alam maupun sosial. Teknik-tekniknya disukai karena dianggap mampu memodelkan kerumitan sistem yang nyata, meskipun sulit untuk diterapkan. Komputer dengan kapasitas memori yang besar tidak terhidarkan dalam analisis data yang menggunakan statistika multivariat.

Berdasarkan hubungan antarvariabel dan tujuan penyaringan informasi, terdapat beberapa kelompok teknik dalam bidang ini.

  1. Korelasi kanonik
  2. Analisis faktor (termasuk analisis komponen utama)
  3. Analisis diskriminasi
  4. Analisis kluster (pengelompokan)
  5. Analisis varians multivariat

 

Pada bab ini kita akan belajar mengenai teori analisis multivariate yang berisi mengenai  hal-hal sebagai berikut:

  • Membedakan teknik analisis multivariate kedalam bentuk metode dependensi dan interdependensi.
  • Membahas konsep-konsep dan interpretasi  analisis regresi berganda.
  • Mendefinisikan dan mendiskusikan analisis diskriminan berganda.
  • Mendefinisikan dan mendiskusikan korelasi kanonikal.
  • Mendefinisikan dan mendiskusikan analisis varian multivariate.
  • Mendefinisikan dan mendiskusikan analisis faktor.
  • Mendefinisikan dan mendiskusikan analisis kluster.
  • Mendefinisikan dan mendiskusikan multidimensional scaling

 

1.1  Karakteristik Analisis Mutlivariat

Analisis statistik multivariat merupakan metode statistik yang memungkinkan kita melakukan penelitian terhadap lebih dari dua variable secara bersamaan. Dengan menggunakan teknik analisis ini maka kita dapat menganalisis pengaruh beberapa variable terhadap variabel – (variable) lainnya dalam waktu yang bersamaan. Contoh kita dapat menganalisis pengaruh variable kualitas produk, harga dan saluran distribusi terhadap kepuasan pelanggan. Contoh yang  lain, misalnya pengaruh kecepatan layanan, keramahan petugas dan kejelasan memberikan informasi terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan. Analisis multivariat digunakan karena pada kenyataannnya masalah yang terjadi tidak dapat diselesaikan dengan hanya menghubung-hubungkan dua variable atau melihat pengaruh satu variable terhadap variable lainnya. Sebagaimana contoh di atas, variable kepuasan pelanggan dipengaruhi tidak hanya oleh kualitas produk tetapi juga oleh harga dan saluran distribusi produk tersebut.

1.2  Klasifikasi Teknik-Teknik Analisis Multivariat

Teknik analisis multivariat secara dasar diklasifikasi menjadi dua, yaitu analisis dependensi dan analisis interdependensi. Analisis dependensi berfungsi untuk menerangkan atau memprediski variable (variable) tergantung dengan menggunakan dua atau lebih variable bebas. Yang termasuk dalam klasifikasi ini ialah analisis regresi linear berganda, analisis diskriminan, analisis varian multivariate (MANOVA), dan analisis korelasi kanonikal.

Metode dependensi diklasifikasikan didasarkan pada jumlah variable tergantung, misalnya satu atau lebih dan skala pengukuran bersifat metrik atau non metrik.  Jika variable tergantung hanya satu dan pengukurannya bersifat metrik, maka teknik analisisnya digunakan analisis regresi berganda. Jika variable tergantung hanya satu dan pengukurannya bersifat non-metrik, maka teknik analisisnya digunakan analisis diskriminan. Jika variable tergantung lebih dari satu dan pengukurannya bersifat metrik, maka teknik analisisnya digunakan analisis multivariate varian. Jika variable tergantung lebih dari satu dan pengukurannya bersifat non-metrik, maka teknik analisisnya digunakan analisis conjoint. Jika variable tergantung dan bebas lebih dari satu dan pengukurannya bersifat metrik atau non metrik, maka teknik analisisnya digunakan analisis korelasi kanonikal.

Contoh umum untuk   metode dependensi, misalnya memprediski laba perusahaan dengan menggunakan biaya promosi dan harga produk.

Analisis interdependensi berfungsi untuk memberikan makna terhadap seperangkat variable atau membuat kelompok-kelompok secara bersama-sama. Yang termasuk dalam klasifikasi ini ialah analsis faktor, analisis kluster, dan multidimensional scaling.  Contoh membuat klasifikasi terhadap kelompok pengunjung supermarket tertentu.

Metode interdependensi diklasifikasikan didasarkan pada jenis masukan variable dengan skala pengukuran bersifat metrik atau non metrik. Jika masukan data berskala metrik, maka kita dapat menggunakan teknik analisis faktor, analisis kluster dan multidimensional scaling. Jika masukan data berskala non-metrik, maka kita hanya dapat menggunakan teknik analisis multidimensional scaling.

1.3  Analisis Dependensi

Analisis depedensi dibagi menjadi 1) analisis regresi berganda, 2) analisis diskriminan, 3) analisis multivariate varian, 4) analisis conjoint, dan 5) analisis korelasi kanonikal . Bagian berikut ini akan membahas masing-masing teknik analisis yang termasuk dalam metode-metode dependensi secara teori sedang untuk contoh penggunaan dengan SPSS akan dibahas pada Bab IV .

1.3.1        Analisis Regresi Linear Berganda

Yang dimaksud dengan analisis regresi linear berganda ialah  suatu analisis asosiasi yang digunakan secara bersamaan untuk meneliti pengaruh dua atau lebih variable bebas terhadap satu variable tergantung dengan skala interval. Pada dasarnya teknik analisis ini merupakan kepanjangan dari teknik analisis regresi linear sederhana. Untuk menggunakan teknik analisis ini syarat-syarat yang harus dipenuhi diantaranya ialah:

  • Data harus berskala interval.
  • Variabel bebas terdiri lebih dari dua variable.
  • Variabel tergantung terdiri dari satu variable.
  • Hubungan antar variable bersifat linier. Artinya semua variable bebas mempengaruhi variable tergantung. Pengertian ini secara teknis disebut bersifat rekursif, maksudnya pengaruh bersifat searah dari variable-variabel X ke Y Tidak boleh terjadi sebaliknya atau juga saling berpengaruh secara timbal balik(reciprocal).
  • Tidak boleh terjadi multikolinieritas. Artinya sesama variable bebas tidak boleh berkorelasi terlalu tinggi, misalnya 0,9 atau terlalu rendah, misalnya 0,01.
  • Tidak boleh terjadi otokorelasi. Akan terjadi otokorelasi jika angka Durbin dan Watson sebesar < 1 atau > 3 dengan skala 1 – 4.
  • Jika ingin menguji keselarasan model (goodness of fit), maka dipergunakan simpangan baku kesalahan. Untuk kriterianya digunakan dengan melihat angkaStandard Error of Estimate (SEE) dibandingkan dengan nilai simpangan baku (Standard Deviation). Jika angka Standard Error of Estimate (SEE) < simpangan baku (Standard Deviation), maka model dianggap selaras.
  • Kelayakan model regresi diukur dengan menggunakan nilai signifikansi. Model regresi layak dan dapat dipergunakan jika angka signifikansi lebih kecil dari 0,05 (dengan presisi 5%) atau   0,01 (dengan presisi 1%)

1.3.2        Analisis Diskriminan

Apa itu analisis diskriminan? Yang dimaksud dengan analisis diskriminan ialah suatu teknik statistik yang yang digunakan untuk memprediksi probabilitas obyek-obyek yang menjadi milik dua atau lebih kategori yang benar-benar berbeda yang terdapat dalam satu variable tergantung didasarkan pada beberapa variable bebas.

Lebih lanjut analisis diskriminan digunakan untuk membuat satu model prediksi keanggotaan kelompok didasarkan pada karakteristik-karakteristik yang diobservasi untuk masing-masing kasus. Prosedur ini akan menghasilkan  fungsi diskriminan yang didasarkan pada kombinasi-kombinasi linier yang berasal dari variabel-variabel prediktor atau bebas yang dapat menghasilkan perbedaan paling baik antara kelompok-kelompok yang dianalisis. Semua fungsi dibuat dari sampel semua kasus bagi keanggotaan kelompok yang sudah diketahui. Fungsi-fungsi tersebut dapat diaplikasikan untuk kasus-kasus baru yang mempunyai pengukuran untuk semua variabel bebas tetapi mempunyai keanggotaan kelompok yang belum diketahui.

Tujuan utama menggunakan analisis diskriminan ialah melihat kombinasi linier. Artinya untuk mempelajari arah perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam suatu kelompok sehingga diketemukan adanya kombinasi linier dalam semua variable bebas. Kombinasi linier ini terlihat dalam fungsi diskriminan, yaitu perbedaan-perbedaan dalam rata-rata kelompok. Jika menggunakan teknik ini, pada praktiknya peneliti mempunyai tugas pokok untuk menurunkan  koefesien-koefesien fungsi diskriminan (garis lurus). Sebagai contoh: Jenis pelanggan kereta api secara umum dapat dibagi dua, yaitu mereka yang menggunakan jasa kereta api eksekutif dan bisnis/ekonomi. Untuk membuat klasifikasi ini prosedur analisis diskriman dapat digunakan sehingga kita dapat mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembuatan klasifikasi tersebut. Tujuan melakukan klasifikasi tersebut ialah kita dapat mengetahui apakah pengelompokan tersebut signifikan atau tidak. Artinya kelompok yang menggunakan jasa kereta api eksekutif memang benar-benar berbeda dengan kelompok yang menggunakan kelas bisnis / ekonomi.

Untuk menggunakan teknik analisis ini syarat-syarat yang harus dipenuhi diantaranya ialah:

  • Variabel tergantung hanya satu dan bersifat non-metrik, artinya data harus kategorikal dan berskala nominal.
  • Variabel bebas terdiri lebih dari dua variable dan berskala interval.
  • Semua kasus harus independent
  • Semua variabel prediktor sebaiknya mempunyai distribusi normal multivariat, dan matrices variance-covariance  dalam kelompok harus sama untuk semua kelompok
  • Keanggotaan kelompok diasumsikan ekseklusif, maksudnya tidak satupun kasus yang termasuk dalam kelompok lebih dari satu. dan exhaustive secara kolektif, maksudnya semua kasus merupakan anggota satu kelompok

1.3.3        Analisis Korelasi Kanonikal

Pengertian dari analisis korelasi kanonikal ialah suatu teknik statistik yang digunakan untuk menentukan tingkatan asosiasi linear antara dua perangkat variable, dimana masing-masing perangkat terdiri dari beberapa variable. Sebenarnya analisis korelasi kanonikal merupakan perpanjangan dari analisis regresi linear berganda yang berfokus pada hubungan antara dua perangkat variable yang berskala interval. Fungsi utama teknik ini ialah untuk melihat hubungan linieritas antara variable-variabel kriteria (variable-variabel tergantung) dengan beberapa variable bebas yang berfungsi sebagai predictor. Sebagai contoh seorang peneliti ingin mengkaji korelasi antara seperangkat variable dalam perilaku berbelanja sebagai kriteria dan  beberapa variable  mengenai personalitas sebagai predictor. Tujuan penelitian ini ialah peneliti ingin mengetahui bagaimana beberapa karakteristik personalitas tersebut mempengaruhi perilaku berbelanja, misalnya pembuatan daftar belanja, jumlah toko yang dikunjungi, dan frekuensi belanja dalam satu minggu.

Untuk menggunakan teknik analisis ini syarat-syarat yang harus dipenuhi diantaranya ialah:

    • Variabel bebas terdiri dari lebih dari dua variable yang berskala interval.
    • Variabel tergantung terdiri dari lebih dari dua variable yang berskala interval.
    • Hubungan antar variabel bebas dan tergantung bersifat linier. Artinya semua variabel bebas mempengaruhi secara searah terhadap semua variable tergantung, misalnya korelasi antara  variable-variabel bebas personalitas yang digunakan sebagai predictor dengan variable-variabel tergantung yang digunakan sebagai kriteria bersifat searah. Jika nilai variabel variable personalitas besar, maka nilai variable-variabel perilaku berbelanja harus besar juga. Jika terjadi variabel variable personalitas besar bernilai besar sedang nilai variable-variabel perilaku berbelanja menjadi mengecil, maka hal ini berlawanan dengan asumsi linieritas. 
  • Tidak boleh terjadi multikolinieritas pada masing-masing kelompok variabel bebas dan variabel tergantung yang akan dikorelasikan.

1.3.4        Analsis Multivariat Varian (MANOVA)

Manova mempunyai pengertian sebagai suatu teknik statistik yang digunakan untuk menghitung pengujian signifikansi perbedaan rata-rata secara bersamaan antara kelompok untuk dua atau lebih variable tergantung. Teknik ini bermanfaat untuk menganalisis variable-variabel tergantung lebih dari dua  yang berskala interval atau rasio.

Dalam SPSS prosedur  MANOVA disebut juga GLM Multivariat digunakan untuk menghitung analisis regresi dan varians untuk variabel tergantung lebih dari satu dengan menggunakan satu atau lebih variabel faktor atau covariates. Variabel – variabel faktor digunakan untuk membagi populasi kedalam kelompok-kelompok. Dengan menggunakan prosedur general linear model ini, kita dapat melakukan uji H0 mengenai pengaruh variabel-variabel faktor terhadap rata-rata berbagai kelompok distribusi gabungan semua variabel  tergantung. Kita dapat meneliti interakasi antara faktor-faktor dan efek dari faktor-faktor individu. Lebih lanjut, efek-efek covariates dan interaksi antar covariate dengan semua faktor  dapat dimasukkan. Dalam analisis regresi, variabel bebas atau predictor dispesifikasi sebagai covariates

Sebagai contoh: Suatu perusahaan plastik mengukur tiga ciri khusus filem plastik: daya tahan tidak sobek, kehalusan, dan kapasitas. Dua tingkat ekstrusi dan dua zat aditif yang berbeda diujicobakan. Kemudian ketiga karakteristik tersebut diukur dengan menggunakan  kombinasi tingkatan ekstrusi dan jumlah aditif masing-masing. Penelitian menemukan bahwa tingkat ekstrusi dan jumlah zat aditif masing-masing memberikan hasil yang signifikan, tetapi interaksi kedua faktor tidak signifikan.

Pilihan-Pilihan untuk GLM Multivariate

Estimated Marginal Means. Pilihlah faktor-faktor  dan interaksi yang kita inginkan untuk estimasi  rata-rata marjinal populasi dalam sel-sel. Rata-rata ini jika ada kemudian dicocokkan dengan covariates. Interaksi akan ada jika kita mempunyai suatu model yang tetap.

  • Compare main effects. Menyediakan perbandingan pasangan yang tidak terkoreksi antara rata-rata marjinal yang diestimasi untuk setiap efek dalam suatu model, yaitu untuk antara dan dalam faktor. Pilihan ini hanya tersedia jika efek-efek ditentukan dengan menggunakan opsi Display Means For list.
  • Confidence interval adjustment. Pilihlah perbedaan signifikan yang terkecil (least significant difference (LSD)), Bonferroni atau  Tidak disesuaikan dengan  tingkat kepercayaan (confidence intervals)  dan signifikansi. Opsi ini tersedia jika pilihan diberikan jika efek-efek utama perbandingan dipilih.

 Untuk menggunakan MANOVA beberapa persyaratan yang harus dipenuhi ialah:

  • Variabel tergantung harus dua atau lebih dengan skala interval
  • Variabel bebas satu dengan menggunakan skala nominal.
  • Untuk semua variabel tergantung, data diambil dengan cara random sample dari vektor-vektor  populasi normal  multivariate dalam suatu populasi, dan untuk matrik-matrik variance-covariance untuk semua sel sama
  • Untuk menggunakan prosedur GLM gunakan prosedur Explore untuk memeriksa data sebelum  melakukan analisis  variance. Untuk satu variabel tergantung gunakanlah, prosedur GLM Univariate. Jika kita mengukur beberapa variabel tergantung yang sama pada beberapa kesempatan untuk masing-masing subyek, maka gunakanlah GLM Repeated Measures.

1.3.5        Ringkasan Teknik Analisis Dependensi Multivariat

Pada bagian ini akan dibahas mengenai ringkasan teknik-teknik analisis depedensi multivariat sebagaimana dalam table 1.1 di bawah ini.

Teknik Tujuan Jumlah Variabel Tergantung Jumlah Variabel Bebas PengukuranUntuk Variabel Tergantung PengukuranUntuk Variabel Bebas
Regresi Berganda Untuk menganalisis secara bersmaan pengaruh beberapa variable bebas terhadap satu variable tergantung 1 2 atau lebih Interval Interval
Analisis Diskriminan Untuk memprediksi probabilitas suatu obeyek-obyek atau individu-individu yang dimiliki oleh beberapa kategori yang berbeda didasarkan pada bebrapa variable bebas 1 2 atau lebih Nominal Interval
Korelasi Kanonikal Untuk menentukan tingkat hubungan linear dua perangkat beberapa variabel 2 atau lebih 1 Interval Interval
MANOVA Untuk menentukan apakah terdapat perbedaan signifikan secara statistik pada beberapa variable yang terjadi secara serentak antara dua tingkatan dalam satu variabel 2 atau lebih 1 Interval Nominal


1.4  Analisis Interdependensi

Pada bagian analisis interdependensi ini, terdapat tiga teknik analisis yang meliputi analisis faktor, analisis kluster, dan multidimensional scaling.

1.4.1        Analisis Faktor

Yang dimaksud dengan analisis faktor ialah suatu teknik analisis yang digunakan untuk memahami yang mendasari dimensi-dimensi atau regularitas suatu gejala. Tujuan utama teknik ini ialah untuk membuat ringkasan informasi yang dikandung dalam sejumlah besar variable kedalam suatu kelompok faktor yang lebih kecil. Secara statistik tujuan pokok teknik ini ialah untuk menentukan kombinasi linear variable-variabel yang akan membantu dalam penyeledikan saling keterkaitannya variable-variabel tersebut. Atau dengan kata lain digunakan untuk mengidentifikasi variabel-variabel atau faktor-faktor yang menerangkan pola hubungan dalam seperangkat variabel. Teknik ini bermanfaat untuk mengurangi jumlah data dalam rangka untuk mengidentifikasi sebagian kecil faktor yang dapat menerangkan varians yang sedang diteliti secara lebih jelas dalam suatu kelompok variabel yang jumlahnya lebih besar. Kegunaan utama analisis faktor ialah untuk melakukan pengurangan data atau dengan kata lain melakukan peringkasan sejumlah variabel menjadi lebih kecil jumlahnya. Pengurangan dilakukan dengan melihat interdependensi beberapa variabel yang dapat dijadikan satu yang disebut dengan faktor sehingga  diketemukan variabel-variabel atau faktor-faktor yang dominan atau penting untuk dianalisa lebih lanjut.

Prosedur analisis faktor juga dapat digunakan untuk membuat  hipotesis yang mempertimbangkan mekanisme sebab akibat atau menyaring sejumlah variabel untuk kemudian dilakukan analisis selanjutnya, misalnya mengidentifikasi kolinearitas sebelum melakukan analisis regresi linear.

Dalam prosedur analisis faktor, terdapat tingkatan fleksibilitas tinggi, diantaranya ialah:

  • Tujuh metode untuk membuat ekstrasi faktor.
  • Lima metode rotasi, diantaranya ialah direct oblimin dan promax untuk rotasi non orthogonal.
  • Tiga metode untuk menghitung nilai-nilai faktor dan kemudian faktor-faktor tersebut dapat disimpan ke dalam file untuk dianalisis lebih lanjut.

Sebagai contoh dalam suatu penelitian, kita ingin mengetahui sikap-sikap apa saja yang mendasari orang mau memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan dalam suatu survei politik? Dari hasil penelitian didapatkan adanya tumpang tindih yang signifikan antara berbagai sub-kelompok butir-butir pertanyaan, misalnya pertanyaan-pertanyaan mengenai masalah perpajakan cenderung untuk berkorelasi satu dengan lainnya, masalah militer saling berkorelasi, masalah ekonomi juga demikian. Jika terjadi demikian, maka kita sebaiknya menyelesaikan persoalan tersebut dengan menggunakan analisis faktor. Dengan teknik ini kita dapat melakukan penyelidikan sejumlah faktor yang mendasarinya dan dapat mengidentifikasi faktor-faktor   apa saja yang mewakilinya secara konseptual. Tidak hanya itu, kita juga dapat menghitung nilai-nilai untuk masing-masing responden dan kemudian dipergunakan untuk analisis selanjutnya. Sebagai contoh kita dapat membuat model regresi logistik untuk memprediksi perilaku pemberian suara didasarkan pada nilai-nilai faktor.

Untuk menggunakan teknik ini persyaratan yang sebaiknya dipenuhi ialah:

  • Data yang digunakan ialah data kuantitatif berskala interval atau ratio.
  • Data harus mempunyai distribusi normal bivariate untuk masing-masing pasangan variable
  • Model ini mengkhususkan bahwa semua variabel ditentukan oleh faktor-faktor biasa (faktor-faktor yang diestimasikan oleh model) dan faktor-faktor unik (yang tidak tumpang tindih antara variabel-varaibel yang sedang diobservasi)
  • Estimasi yang dihitung didasarkan pada asumsi bahwa semua faktor unik are tidak saling berkorelasi satu dengan lainnya dan dengan faktor-faktor biasa.
  • Persyaratan  dasar untuk melakukan penggabungan ialah besarnya korelasi antar variabel independen setidak-tidaknya 0,5 karena prinsip analisis faktor ialah adanya korelasi antar variabel.

1.4.2        Analisis Kluster

Analisis kluster merupakan suatu teknik analisis statistik yang  ditujukan untuk membuat klasifikasi individu-individu atau obyek-obyek kedalam kelompok-kelompok lebih kecil yang berbeda satu dengan yang lain. Prosedur analisis kluster ini digunakan untuk mengidentifikasi kelompok kasus yang secara relatif sama  yang didasarkan pada karakteristik-karakteristik yang sudah dipilih dengan menggunakan algoritma yang dapat mengatur kasus dalam jumlah besar. Algoritma yang digunakan mengharuskan kita membuat spesifikasi jumlah kluster-kluster yang akan dibuat. Metode yang digunakan untuk membuat klasifikasi dapat dipilih satu dari dua metode, yaitu memperbaharui kelompok-kelompok kluster secara iteratif atau hanya melakukan klasifikasi. Dalam analisa kluster tidak ada variabelbebas dan tergantung karena model analisa ini merupakan model independent. Kegunaan utama ialah untuk mengelompokkan obyek-obyek berdasarkan karakteristik tertentu yang sama. Obyek dapat berupa benda , misalnya produk ataupun orang yang biasa disebut responden. Kluster sebaiknya mempunyai kesamaan yang tinggi dalam kelompok kluster tersebut tetapi mempunyai perbedaan yang besar antar kelompok kluster

Contoh kasus: Kita ingin mengidentifikasi kelompok-kelompok pertunjukkan televisi yang menarik pemirsa yang mirip di setiap kelompok masing-masing. Dengan menggunakan analisis k-means cluster, kita dapat membuat kluster-kluster beberapa pertunjukkan televisi kedalam kelompok yang sama didasarkan pada karakteristik para pemirsa pertunjukkan tersebut. Kegunaan utama hal ini ialah untuk mengidentifikasi segmen-segmen untuk pemasaran yang akan bermanfaat untuk strategi pemasaran.

Untuk menggunakan teknik ini persyaratan yang  harus dipenuhi, diantaranya ialah:

  • Data yang digunakan untuk analisis ini ialah data kuantitatif  berskala interval atau rasio.
  • Metode yang ada ialah hubungan antara kelompok (between-groups linkage), hubungan dalam kelompok (within-groups linkage), kelompok terdekat (nearest neighbor), kelompok berikutnya (furthest neighbor), kluster centroid (centroid clustering), kluster median (median clustering), dan metode Ward’s.

1.4.3        Multidimensional Scaling

Multidimensional scaling merupakan suatu teknik statistik yang mengukur obyek-obyek dalam ruangan multidimensional didasarkan pada penilaian responden mengenai kemiripan (similarity) obyek-obyek tersebut. Perbedaan persepsi diantara semua obyek direfleksikan didalam jarak relative diantara obyek-obyek tersebut didalam suatu ruangan multidimensional. Contoh kasus misalnya seorang responden diminta menilai kemiripan karakteristik antara mobil Honda dengan mobil Suzuki. Kemiripan  ini dilihat didasarkan pada komponen-komponen sikap. Terbukanya komponen-komponen sikap tersebut akan membantu menerangkan mengapa obyek-obyek tersebut, dalam hal ini Mobil Honda dan Suzuki dinilai mempunyai kemiripan atau perbedaan diantaranya keduanya.

Multidimensional scaling dapat juga diaplikasikan kedalam rating subyektif dalam perbedaan (dissimilarity) antara obyek atau konsep. Lebih lanjut teknik ini dapat mengolah data yang berbeda dari berbagai sumber yang berasal dari responden.  Sebagai contoh bagaimana orang diminta untuk melihat hubungan antara mobil yang berbeda. Jika seorang peneliti mempunyai data yang berasal dari responden yang menunjukkan penilaian kesamaan antara pembuatan yang berbeda dan model mobil, maka teknik  multidimensional scaling dapat digunakan untuk mengidentifikasi dimensi-dimensi yang menggambarkan persepsi konsumen. Peneliti dapat menemukan, misalnya bahwa harga dan ukuran kendaraan mendefinisikan dua ruangan dimensional yang mempertimbangkan kesamaan-kesamaan yang dilaporkan oleh para responden.

Untuk menggunakan teknik analisis ini persyaratan yang harus dipenuhi diantaranya ialah:

  • Data dapat menggunakan berbagai skala pengukuran, misalnya interval, rasio, ordinal dan nominal. Semua itu tergantung pada teknik yang dipergunakan.
  • Jika data dalam bentuk keterbedaan, maka data tersebut harus kuantitatif dan diukur dengan skala pengukuran metrik yang sama, misalnya skala pengukuran interval. Jika data merupakan data multivariat, maka variable-variabel dapat berupa kuantitatif, biner atau data hitungan. Jika data mempunyai perbedaan dalam skala, misalnya ada rupiah, tahun, meter, dstnya; maka data tersebut harus di standarisasi terlebih dahulu dengan menggunakan prosedur yang sudah ada di dalam teknik ini.
  • Asumsi menggunakan teknik multidimensional scaling procedure relative bebas dari asumsi distribusional. Sekalipun demikian kita harus memilih skala pengukuran  yang tepat, misalnya ordinal, interval, atau ratio dalam SPSS pilihan ini ada di perintah Options.
  • Jika file data mewakili jarak antara seperangkat obyek atau jarak antara dua perangkat obyek, maka kita harus melakukan spesifikasi bentuk matriks data untuk memperoleh hasil yang benar. Pilihlah alternative sebagai berikut: Square symmetric, Square asymmetric, atau  Rectangular.
  • Multidimensional scaling menggunakan data yang berbeda untuk membuat solusi penggunaan skala. Jika data merupakan data multivariat, maka kita harus menciptakan data yang berbeda untuk menghitung solusi multidimensional scaling. Kita dapat membuat spesifikasi detil-detil data tersebut dengan cara menciptakan pengukuran keterbedaan dari data yang kita miliki.
  • Pengukuran  akan memungkinkan kita membuat spesifikasi pengukuran keterbedaan dalam analisis yang kita lakukan. Caranya ialah dengan memilih satu alternatif dari   Measure group yang berhubungan dengan tipe data yang dipunyai, dan kemudian pilih salah satu pengukuran dari daftar yang ada yang berhubungan dengan tipe pengukuran yang ada dalam SPSS, diantaranya:
    • Interval. Euclidean distance, squared Euclidean distance, Chebychev, Block, Minkowski, atau Customized.
    • Count. Chi-square measure atau Phi-square measure.
    • Binary. Euclidean distance, Squared Euclidean distance, Size difference, Pattern difference, Variance, atau Lance dan Williams
  • Pengukuran keterbedaan untuk data interval digunakan:
    • Euclidean distance. Akar kuadrat jumlah perbedaan yang dikuadratkan antara nilai-nilai semua item.
    • Squared Euclidean distance. Jumlah perbedaan yang dikuadratkan antara semua nilai bagi item-item tersebut.
    • Chebychev. Perbedaan absolut maksimum nilai-nilai untuk semua item.
    • Block. Jumlah perbedaan absolut antara nilai-nilai item; yang juga disebut sebagai Manhattan distance.
    • Minkowski. Akar ke p  dari jumlah perbedaan absolut  ke  to p power antara nilai-nilai semua item.
    • Customized. Akar ke r  dari jumlah perbedaan absolut ke p power antara nilai-nilai untuk semua item
  • Pengukuran keterbedaan untuk data count digunakan:
    • Chi-square measure. Didasarkan pada uji chi-square untuk kesejajaran (equality) untuk dua perangkat frekuensi..
    • Phi-square measure. Pengukuran ini sejajar dengan  chi-square measure yang normalisasikan dengan akar kuadrat dari frekuensi yang dikombinasikan.
  • Pengukuran keterbedaan untuk data biner digunakan:
    • Euclidean distance. Dihitung dari table lipat empat sebagai SQRT(b+c), dimana b dan c mewakili sel-sel diagonal yang berhubungan dengan kasus-kasus yang hadir dalam satu item tetapi  absen di item-item lain.
    • Squared Euclidean distance. Dihitung sebagai jumlah kasus-kasus yang  sejajar. Nilai minimum sebesar 0, dan tidak mempunyai batas atas..
    • Size difference. Indeks asimetris yang mempunyai jangkauan dari 0 ke 1.
    • Pattern difference. Pengukuran keterbedaan untuk data biner yang berkisart dari 0 ke 1. Dihitung dari table lipat empat sebagai bc/(n**2), dimana b dan c mewakili sel-sel diagonal yang berhubungan dengan kasus-kasus yang hadir  satu item tetapi  absen di item-item lain dan n merupakan jumlah observasi total.
    • Variance. Dihitung dari table lipat empat sebagai (b+c)/4n, dimana b dan c mewakili sel-sel diagonal yang berhubungan dengan kasus-kasus yang hadir satu item tetapi  absen di item-item lain dan n merupakan jumlah observasi total dengan kisaran nilai dari 0 ke 1.
    • Lance and Williams. Dihitung dari table lipat empat sebagai (b+c)/(2a+b+c), dimana a mewakili sel yang berhubungan dengan dengan kasus-kasus yang hadir dalam kedua  item, dan b serta c mewakili sel-sel diagonal yang berhubungan dengan kasus-kasus yang hadir  satu item tetapi  absen di item-item lain. Pengukuran ini berkisar dari 0 ke 1. Pengukuran ini dikenal juga sebagai Bray-Curtis nonmetric coefficient.
  • Pengukuran nilai-nilai yang ditransformasi digunakan:
    • Z scores. Semua nilai distandarisasi kedalam nilai Z, dengan rata-rata sebesar 0 dan simpangan baku sebesar 1.
    • Range -1 to 1. Masing-masing nilai untuk item tertentu yang sedang distandarisasi dibagi dengan jarak semua nilai.
    • Range 0 to 1. Prosedur ini mengurangi nilai minimum dari masing-masing dari masing-masing  item yang sedang distandarisasi kemudian dibagi dengan jarak.
    • Maximum magnitude of 1. Prosedur untuk membagi masing-masing nilai untuk item tertentu yang sedang distandarisasi dengan jumlah maksimum semua nilai.
    • Mean of 1. Prosedur untuk membagi masing-masing nilai untuk item tertentu yang sedang distandarisasi dengan rata-rata semua nilai.
    • Standard deviation of 1. Prosedur untuk membagi masing-masing nilai untuk variable atau kasus tertentu yang sedang distandarisasi dengan simpanganbaku semua nilai.

Model Multidimensional Scaling

Estimasi yang tepat dalam suatu model multidimensional scaling tergantung pada aspek-aspek data dan model itu sendiri. Di bawah ini akan dibahas mengenai tingkat pengukuran, persyaratan, dimensi dan model scaling.

  • Tingkat Pengukuran (Level of Measurement). Memungkinkan kita untuk membuat spesifikasi tingkat data, yang dapat berupa data ordinal, interval, atau rasio. Jika variable-variabel berupa ordinal, pilih Untie observasi-observasi terikat “tied” dengan meminta semua variable tersebut diperlakukan sebagai variable-variabel continuous, sehingga pengikat (tie) untuk semua nilai yang sama bagi kasus-kasus yang berbeda dapat diselesaikan secara optimal.
  • Persyaratan (Conditionality). Memungkinkan kita untuk membuat spesifikasi perbandingan-perbandingan mana yang bermakna. Pilihannya ialah Matrix, Row, atau Unconditional.
  • Dimensi (Dimensions). Memungkinkan kita membuat spesifikasi dimensionalitas dalam penyelesaian scaling. Salah satu penyelesaiannya ialah dengan menghitung masing-masing angka dalam kisaran tertentu.. Spesifikasi  integer-integer antara 1 dan 6; minimal 1 diijinkan hanya jika kita memilih Euclidean distance sebagai model scaling. Untuk penyelesaian tunggal, spesifikasi angka yang sama dalam bentuk minimal dand maximal.
  • Model Pembuatan Skala (Scaling Model). Memungkinkan kita melakukan spesifikasi asumsi-asumsi dimana scaling dilakukan. Pilihan yang tersedia ialah Euclidean distance atau Individual differences Euclidean distance (disebut juga sebagai INDSCAL). Untuk model Individual differences Euclidean distance, kita dapat memilih perintah Allow negative subject weights, jika sesuai dengan data yang ada.

Opsi-Opsi dalam Multidimensional Scaling

Kita dapat membuat spesifikasi opsi-opsi dalam analisis multidimensional scaling, diantaranya:

  • Display. Memungkinkan kita memilih berbagai tipe keluaran, misalnya. Group plots, Individual subject plots, Data matrix, serta Model dan options summary.
  • Criteria. Memungkinkan kita menentukan kapan iterasi harus berhenti. Untuk mengubah default, masukkan nilai-nilai untuk S-stress convergence, Minimum S-stress value, dan Maximum iterations.
  • Treat distances less than n as missing. Jarak (distance) kurang dari nilai yang dikeluarkan dari analisis.

1.4.4        Ringkasan Teknik Analisis Interdependensi Multivariat

Pada bagian berikut ini akan digambarkan table 1.2 berupa ringkasan teknik analisis interdependensi multivariat.

Teknik Tujuan Tipe Pengukuran
Analisis Faktor Untuk membuat ringkasan informasi yang berisi jumlah variable yang banyak menjadi sejumlah factor yang lebih sedikit Interval
Analisis Kluster Untuk membuat klasifikasi individu-individu atau obyek-obyek ke dalam jumlah yang lebih kecil kelompok yang berbeda dengan tujuan untuk meyakinkan bahwa akan terdapat kesamaan yang besar dalam kelompok-kelompok tersebut dan perbedaan antar kelompok-kelompok tersebut Interval
Multidimensional Scaling Untuk mengukur obyek-obyek dalam ruangan multidimensional dengan didasarkan pada penilaian-penilaian yang diberikan oleh responden mengenai kemiripan obyek-obyek tersebut. Tergantung teknik yang digunakan

1.5  Ringkasan

  • Analisis multivariate digunakan jika suatu masalah dalam penelitian mengandung tiga atau lebih dari tiga variable. Selanjutnya dalam analisis ini dibagi menjadi dua kategori metode, yaitu metode dependensi dan interdepedensi. Model pertama terdapat dua jenis variable, yaitu variable bebas dan tergantung; sedang model kedua hanya terdapat satu jenis variable, yaitu variable bebas.
  • Metode dependensi terdiri atas beberapa teknik analisis, yaitu regresi berganda, analisis diskriminan, korelasi kanonikal dan MANOVA
  • Metode interdependensi terdiri atas beberapa teknik analisis, yaitu analisis faktor, analisis kluster dan multidimensional scaling.

1.6  Pertanyaan-Pertanyaan

1        Apa sebenarnya yang dimaksud dengan analisis multivariate?

2        Apa perbedaan antara metode dependensi dan interdependensi?

3        Apa tujuan-tujuan kita dalam menggunakan teknik-teknik analisis: regresi berganda, analisis diskriminan, korelasi kanonikal dan MANOVA

4        Apa tujuan-tujuan kita dalam menggunakan teknik-teknik analisis: analisis faktor, analisis kluster dan multidimensional scaling.

5        Berikan contoh-contoh kasus yang dapat menggambarkan masalah dan penyelesaiannya dengan menggunakan teknik-teknik analisis di atas baik yang termasuk dalam metode dependensi maupun interdependensi.

 

Tambahan:

Dalam statistikaanalisis komponen utama (disingkat AKU;bahasa Inggrisprincipal component analysis/PCA) adalah teknik yang digunakan untuk menyederhanakan suatu data, dengan cara mentransformasi data secara linier sehingga terbentuk sistem koordinat baru dengan varians maksimum.[1] Analisis komponen utama dapat digunakan untuk mereduksi dimensi suatu data tanpa mengurangi karakteristik data tersebut secara signifikan.[2]Analisis komponen utama juga sering digunakan untuk menghindari masalah multikolinearitas antar peubah bebas dalammodel regresi berganda.[3][4]

Analisis komponen utama merupakan analisis antara dari suatu proses penelitian yang besar atau suatu awalan dari analisis berikutnya, bukan merupakan suatu analisis yang langsung berakhir.[rujukan?] Misalnya komponen utama bisa merupakan masukan untuk regresi berganda atau analisis faktor atau analisis gerombol.

AKU juga dikenal dengan Transformasi Karhunen-Loève(dinamakan untuk menghormati Kari Karhunen dan Michel Loève) atau Transformasi Hotelling (dinamakan untuk menghormatiHarold Hotelling).[5][6]

Analisis komponen utama juga merupakan salah satu teknik statistika multivariat yang dapat menemukan karakteristik data yang tersembunyi.[2] Dalam penerapannya, Analisis komponen utama, justru dibatasi oleh asumsi-asumsinya,[7] yaitu asumsi kelinearan model regresi, asumsi keorthogonalan komponen utama, dan asumsi varians yang besar memiliki struktur yang penting.[7]

Secara keseluruhan, metode Analisis komponen utama tampaknya hanya mempunyai penerapan yang sempit dalam ilmu-ilmu fisis, kerekayasaan, dan biologis.[5] Kadang-kadang, dalam ilmu-ilmu pengetahuan sosial, metode analisis komponen utama bermanfaat untuk mencari peubah kombinasi yang efektif.[5]

  1. ^ A. A. Miranda, Y. A. Le Borgne, and G. Bontempi. New Routes from Minimal Approximation Error to Principal Components, Volume 27, Number 3 / June, 2008, Neural Processing Letters, Springer
  2. ^ a b Johnson, Richard A & Wichern, Dean W. Applied Multivariate Statistical Analysis (New Jersey: Prentice-Hall International Inc, 1998). ISBN 0-13-080084-8.
  3. ^ Juanda, Bambang. Ekonometrika : Pemodelan dan Pendugaan (Bogor: IPB Press, 2009). ISBN 978-979-493-177-6.
  4. ^ Iriawan, Nur , Astuti, Septin Puji. Mengolah Data Statistik dengan mudah menggunakan Minitab 14 (Yogyakarta: ANDI, 2006). ISBN 979-763-111-7.
  5. ^ a b c Draper, Norman & Smith, Harry. Analisis Regresi Terapan (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1992). ISBN 979-511-146-9.
  6. ^ Harvey Mudd College (3 November 2009). Karhunen-Loeve Transform (KLT) (html) (dalam bahasa Inggris). Rilis pers. Diakses pada 10 Mei 2010.
  7. ^ a b Jonathon Shlens, A Tutorial on Principal Component Analysis.

 

 


Humanistik 

Muncul sebagai kritik terhadap pandangan tentang manusia yang mekanistik ala behaviorisme dan pesimistik ala 
psikoanalisa. Oleh karenanya sering disebut sebagai the third force (the first force is behaviorism, the second force is 
psychoanalysis). 

A. Prinsip utama 
 
 - Memahami manusia sebagai suatu totalitas. Oleh karenanya sangat tidak setuju dengan usaha untuk mereduksi 
manusia, baik ke dalam formula S-R yang sempit dan kaku (behaviorisme) ataupun ke dalam proses fisiologis yang 
mekanistis. Manusia harus berkembang lebih jauh daripada sekedar memenuhi kebutuhan fisik, manusia harus mampu 
mengembangkan hal-hal non fisik, misalnya nilai ataupun sikap. 

 - Metode yang digunakan adalah life history, berusaha memahami manusia dari sejarah hidupnya sehingga muncul 
keunikan individual. 

 - Mengakui pentingnya personal freedom dan responsibility dalam proses pengambilan keputusan yang berlangsung 
sepanjang hidup. Tujuan hidup manusia adalah berkembang, berusaha memenuhi potensinya dan mencapai aktualitas 
diri. Dalam hal ini intensi dan eksistensi menjadi penting. Intensi yang menentukan eksistensi manusia 

 - Mind bersifat aktif, dinamis. Melalui mind, manusia mengekspresikan keunikan kemampuannya sebagai individu, 
terwujud dalam aspek kognisi, willing, dan judgement. Kemampuan khas manusia yang sangat dihargai adalah 
kreativitas. Melalui kreativitasnya, manusia mengekspresikan diri dan potensinya. 

 - Pandangan humanistic banyak diterapkan dalam bidang psikoterapi dan konseling. Tujuannya adalah meningkatkan 
pemahaman diri. 
 
B. Tokoh 

1. Carl Rogers (1902 &ndash; 1988) 
 
 - Lahir di Illinois dan sejak kecil menerima penanaman yang ketat mengenai kerja keras dan nilai agama Protestan. 
Kelak kedua hal ini mewarnai teori-teorinya. Setelah mempelajari teologi, ia masuk Teacher&rsquo;s College di 
Columbia Uni, dimana banyak tokoh psikologi mengajar. Di Columbia Uni ia meraih gelar Ph.D. 

 - Rogers bekerja sbg psikoterapis dan dari profesinya inilah ia mengembangkan teori humanistiknya. Dalam konteks 
terapi, ia menemukan dan mengembangkan teknik terapi yang dikenal sebagai Client-centered Therapy. Dibandingkan 
teknik terapi yang ada masa itu, teknik ini adalah pembaharuan karena mengasumsikan posisi yang sejajar antara 
terapis dan pasien (dalam konteks ini pasien disebut klien). Hubungan terapis-klien diwarnai kehangatan, saling percaya, 
dan klien diberikan diperlakukan sebagai orang dewasa yang dapat mengambil keputusan sendiri dan 
bertanggungjawab atas keputusannya. Tugas terapis adalah membantu klien mengenali masalahnya, dirisnya sendiri 
sehingga akhrinya dapat menemukan solusi bagi dirinya sendiri. 

 - Keseluruhan pengalaman eksternal dan internal psikologis individu membentuk organisma. Organisma adalah 
kenyataan yang dihayati individu, dan disebut sebagai subjective reality, unik dari satu individu ke individu lainnya. Self 
(diri) berkembang dari organisma. Semakin koheren organisma dan self, semakin sehat pribadi tersebut dan sebaliknya. 

 - Sebagaimana ahli humanistic umumnya, Rogers mendasarkan teori dinamika kepribadian pada konsep aktualisasi diri. 
Aktualisasi diri adalah daya yang mendorong pengembangan diri dan potensi individu, sifatnya bawaan dan sudah 
menjadi cirri seluruh manusia. Aktualisasi diri yang mendorong manusia sampai kepada pengembangan yang optimal 

Sistem Pendidikan Luar Biasa


Sistem Pendidikan Anak Luar Biasa :
1. Sistem Pendidikan Segregasi
2. Sistem Pendidikan Integrasi

Pengertian Sistem Pendidikan Segregasi
Sistem pendidikan dimana anak berkelainan terpisah dari sistem pendidikan anak normal. Penyelengggaraan sistem pendidikan segregasi dilaksanakan secara khusus dan terpisah dari penyelenggaraan pendidikan untuk anak normal

Keuntungan :
Rasa ketenangan pada anak luar biasa
Komunikasi yang mudah dan lancar
Metode pembelajaran yang khusus sesuai dengan kondisi dan kemampuan anak
Guru dengan latar belakang pendidikan luar biasa
Mudahnya kerjasama dengan multidisipliner
Sarana dan prasarana yang sesuai

Kelemahan:
Sosialisasi terbatas
Penyelenggaraan pendidikan yang relatif mahal

Bentuk-bentuk Sistem Pendidikan Segregasi
1. Sekolah Luar Biasa
2. Sekolah Dasar Luar Biasa
3. Kelas Jauh/Kelas Kunjung
4. Sekolah berasrama
5. Hospital School

Tujuan Umum
Pendidikan integrasi bagi siswa luar biasa bertujuan memberikan pendidikan yang memungkinkan anak luar biasa memperoleh kesempatan mengikuti proses pendidikan bersama dengan siswa normal agar dapat mengembangkan diri secara optimal

Tujuan Khusus
Memperluas kesempatan belajar siswa luar biasa
Mempercepat proses penyesuaian anak luar biasa dengan anak normal dalam berbagai situasi
Meningkatkan pemahaman terhadap anak luar biasa
Memberi kesempatan lebih banyak lagi bagi anak luar biasa untuk mengembangkan bakat, minat dan kemampuan
Memberikan kesempatan yang lebih banyak bagi anak luar biasa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi

Keuntungan Sistem Pendidikan Integrasi
1. Keuntungan bagi anak luar biasa
2. Keuntungan bagi orang tua
3. Keuntungan bagi anak normal

Keuntungan bagi anak luar biasa
1. Merasa diakui kesamaan haknya dengan anak normal terutama dalam memperoleh pendidikan formal
2. Dapat mengembangkan bakat, minta dan kemampuan secara optimal
3. Lebih banyak mengenal kehidupan orang normal
4. Mempunyai kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
5. Harga diri anak luar biasa meningkat
6. Dapat menumbuhkan motivasi belajar
7. Menumbuhkan rasa percaya diri

Keuntungan bagi orang tua
1. Orang tua merasa bangga
2. Orang tua akan merasa sangat terbantu dalam usaha mengembangkan kemampuan, bakat dan minta anaknya agar kelak dapat hidup mandiri

Keuntungan bagi anak normal
1. Dapat lebih mengenal dan memahami anak luar biasa
2. Kehadiran anak luar bisa dapat dijadikan motivasi untuk meningkatkan prestasi belajarnya
3. Mengembangkan rasa solidaritas

Mengatasi Sikap Nggak Enakan


Oleh : Ima Effendi
Jakarta, 10 November 2010

Seorang teman mengeluhkan sikapnya yang kerap mengorbankan diri karena perasaan nggak enak terhadap orang lain atau sebuah situasi dan kondisi. Ia mencontohkan sebuah situasi ketika ia harus membatalkan sebuah acara yang musti ia tandangi hanya karena ada tamu tak diundang bertandang kerumahnya ketika ia hendak berangkat, ketika ia membiarkan seorang pelayan restoran yang salah menghitung jumlah kembalian uang yang semestinya ia dapatkan, ketika ia enggan menegur seorang karyawan hanya karena mengetahui latar belakang keluarganya kurang mampu, ketika ia sulit mengatakan “tidak” kepada tetangga atau kerabat yang meminta bantuan finansial dan beragam peristiwa lainnya.

Dalam beberapa kasus memang kita bisa memaklumi sikap-sikap yang diambil oleh teman saya tetapi baginya, too much is enough, sesuatu di dalam hatinya berteriak meminta tolong. Selain telah merasakan kerugian langsung baik materiil, ia juga sudah tidak lagi mampu mengatasi dampak dari kerugian tenaga dan waktu yang menjadi akibat dari sikap yang ia sebut Nggak Enakan.

Nggak Enakan atau Tidak Berprinsip?

Budaya timur dalam masyarakat kita memang telah menanamkan harmonisasi dan tenggang rasa dengan sesama namun ini bukan berarti karena adanya nilai-nilai ini kita lantas bisa dengan mudah mengabaikan nilai-nilai prinsipil tiap pribadi yang juga harus dijaga dan dipertahankan oleh seseorang, apalagi jika sudah berkaitan dengan hak-hak asasi yang dimilikinya. “Mengorbankan diri” demi menghindari konflik atau situasi yang tidak nyaman tidak dibenarkan. Harmonisasi dan tenggang rasa itu tidak benar adanya jika tercapai diatas keuntungan satu pihak dan kerugian di pihak lain.

Sebelumnya kita musti melihat terlebih ke dalam diri. Apakah saya memiliki prinsip hidup? Darimana prinsip itu berasal? Pendidikan dalam keluarga dan Religi tentu saja telah menanamkan kejujuran, keadilan, disiplin dan lain sebagainya. Prinsip ini menjadi bagian dari sikap dan kepribadian seseorang. Berbeda dengan aturan, prinsip sifatnya lebih instrinsik. Prinsip adalah keyakinan yang mendasari aturan yang kita pakai dalam menjalani kehidupan. Di kantor atau organisasi Anda pasti ada banyak aturan kerja. Dengan beragam alasan, rasionalisasi atau karena memang masa bodoh, Anda bisa saja melanggar aturan-aturan itu. Anda bahkan bisa melanggar aturan tanpa menyadarinnya. Tetapi, ketika prinsip dilanggar, tidak mungkin Anda tidak menyadarinya. Hati Anda akan bergejolak, ada perasaan tarik-menarik antara kenyataan diluar dan kecamuk dalam dada. Ketika prinsip dilanggar, orang akan dengan normal merasakan kebimbangan, perasaan bersalah dan kecewa pada diri sendiri. Dalam kasus teman saya, ia sudah sampai taraf kehilangan jati dirinya sendiri.

Jika memang kejujuran, keadilan, disiplin dan lain sebagainya adalah betul menjadi prinsip hidup Anda dan Anda sendiri tidak memiliki keberanian untuk mempertahankannya, maka nilai-nilai itu bukanlah sebuah prinsip tetapi hanyalah tujuan hidup yang tidak cukup suci. Jadi, apakah Anda betul-betul nggak enakan atau memang orang yang tidak berprinsip? Silahkan tanyakan pada diri Anda sendiri. “Apa sih hal-hal yang akan membuat Anda berani berjuang untuk mempertahankannya?”

Berprinsip tanpa Konflik

Tanpa prinsip, maka cara Anda mengambil keputusan dalam kehidupan ini akan selalu didasarkan pada emosi, situasi dan kondisi sehingga ego akan mengalahkan etika. Meski mempertahankan prinsip itu sesuatu yang sulit dilakukan oleh sebagian orang tetapi tidak mempertahankannya akan jauh lebih merugikan.

Seseorang yang berani mempertahankan prinsipnya akan merasakan sebuah kepuasan diri. Ia akan tahu potensi dirinya dan posisinya dan bisa bersikap sedikit keras kepala untuk tidak bergeming. Hal ini tentu saja bukan sikap negatif jika konteksnya adalah mempertahankan prinsip hidup Anda yang suci. Tapi tentu saja dengan catatan, Anda melakukannya bukan karena demi keuntungan pribadi (hal ini mudah dilakukan tanpa memiliki prinsip hidup) namun Anda melakukannya karena karakter, kesadaran dan batin Anda mengandalkan Anda. Anda melakukannya seolah hidup Anda bergantung pada prinsip itu.

Pada akhirnya jika Anda berani mempertahankan prinsip hidup, Anda akan merasakan kedamaian dan percaya diri yang membantu pada penemuan jati diri Anda. Jika Anda adalah seorang pemimpin perusahaan, anak buah Anda akan “melihat” ini sebagai sebuah sikap kewibawaan dan kepemimpinan yang profesional, jika Anda adalah seorang Ibu atau Ayah tentu saja ini adalah sebuah sikap keteladanan yang luhur. Sebagai sebuah pribadi, Anda tidak akan lagi menjadi pribadi yang plin-plan, lemah, pengecut, tidak lagi mudah dimanfaatkan dan mudah dilecehkan hak-haknya oleh orang lain. Semoga bermanfaat.
http://www.e-psikologi.com/epsi/artikel_detail.asp?id=644

Keharmonisan Kehidupan Keluarga Lansia


Oleh : Drs. H. Zainuddin Sri Kuntjoro, MPsi.
Jakarta, 12 April 2002

Kehidupan keluarga yang selaras atau harmonis merupakan dambaan setiap orang. Kehidupan yang harmonis hanya dapat dicapai apabila individu yang bersangkutan dapat menciptakannya sendiri. Orang lain atau lingkungan sekitarnya sifatnya hanya mengiringi kehidupan orang tersebut. Orang yang kehidupannya harmonis berarti mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara normatif, selaras dan seimbang. Hal itu berarti bahwa individu tersebut tidak menunjukkan perilaku-perilaku yang berlebihan sehingga menimbulkan benturan terhadap sesama. Disamping itu ia juga tidak menunjukkan perilaku yang kurang sehingga merepotkan orang lain.

Keharmonisan kehidupan seseorang bersumber dari proses perkembangan dan pendidikan yang diperoleh dan dialami oleh setiap orang. Karena itu masa lalu seseorang akan mewarnai kehidupan masa tuanya, walaupun tidak mustahil jika ada seseorang yang di masa mudanya dikenal sebagai orang berhasil namun di masa tuanya justru menderita dan terlantar atau bahkan menjadi bahan pergunjingan di masyarakat. Itulah kehidupan manusia yang serba anomali dan tidak dapat digeneralisasikan satu sama lain

Salah satu gambaran singkat tentang ketidakharmonisan kehidupan keluarga yang menimpa seorang lansia yang berhasil dalam karier namun mengalami penderitaan dalam mempertahankan kehidupan dengan keluarganya dapat terlihat dari pengalaman saya bersama S, seorang professional, dalam sebuah perjalanan saya ke Palembang. Ceritanya adalah sebagai berikut:

Pada saat saya akan pergi ke Palembang beberapa tahun yang lalu, di ruang tunggu Bandara Soekarno Hatta, saya bertemu dengan seseorang, saya sebut saja namanya S. Kami berbincang cukup lama dan akrab sehingga saling mengenal. S adalah seorang intelektual dan professional dalam bidang ekonomi. Keberangkatannya ke kota Palembang adalah dalam rangka tugas dari kantornya sendiri untuk menyelesaikan audit keuangan di salah satu perusahaan. Karena tahu bahwa saya adalah seorang psikolog, S secara terus terang berceritera tentang kehidupannya.

Ceritanya dimulai dari keberhasilan S dalam membesarkan dua orang anaknya. Keduanya telah berhasil menjadi dokter dengan karir yang bagus, hidup mapan dan bahagia dengan anak-anak mereka. S sendiri memiliki Kantor konsultan dalam bidang bisnis yang berhasil di Ibu Kota Jakarta serta memiliki karyawan sekitar 20 orang. Namun sudah 20(dua puluh) tahun yang lalu hubungan dengan istrinya sangat tidak harmonis. Setiap kali pulang ke rumah dia tidak disambut dengan sapaan manis atau pun disediakan makanan maupun kebutuhan lainnya, sebaliknya ia lebih banyak mendapat omelan dan caci maki yang tidak ia tahu apa sebab dan ujung pangkalnya. Mula-mula cacian dan omelan istri seringkali ditanggapi olehnya yang berakibat bahwa istrinya justru lebih menjadi-jadi, bahkan akhirnya masuk kamarnya sendiripun S tidak dibolehkan. Keadaan itu memaksa S lebih banyak tinggal di kantornya sampai larut malam. Namun karena S merasa sebagai kepala keluarga dan memiliki rumah, ia tetap pulang walaupun larut malam. Di samping itu ia juga berusaha menjaga wibawa dirinya di depan karyawan. Ia tidak mau ketahuan anak buahnya bahwa ia tidak pulang ke rumah dan tidur di kantornya. Karena keadaan di rumahnya yang semakin tidak mengenakkan tersebut, akhirnya S membuat kamar sendiri di rumahnya dengan pintu gerbang sendiri agar tidak berkomunikasi dengan istri. Baginya hal terpenting adalah tetap tinggal di rumahnya dan pekerjaan berjalan dengan lancar. Satu hal yang lebih menyedihkan lagi adalah jika hari Raya tiba. Pada saat itu anak dan cucu-cucunya datang berkunjung. Permasalahannya adalah kalau ketemu Ayahnya duluan, maka Ibunya marah-marah, sebaliknya jika datang ke Ibunya duluan, maka semua anak dan cucunya cenderung menyalahkan sang ayah atas keadaan yang terjadi. S sangat gundah dan selalu bertanya mengapa ini terjadi, pada hal diri S sejak awal merasa sudah berusaha agar hal itu tidak terjadi, dan iapun membuktikannya dengan tetap tinggal di rumah, walaupun rumah bagaikan neraka bagi dirinya. Disamping itu ia juga tidak berusaha untuk menikah lagi demi menjaga kehormatan keluarga. Di masa tuanya, S tidak pernah lagi dapat menikmati kehidupan suami istri sebagai sebuah keluarga. Segala kebutuhan hidup dipenuhi sendiri tanpa berkomunikasi dengan istri, bahkan kamar tidurpun tidak ada hubungan dengan rumah asli.

Keadaan yang menimpa S dan istrinya sungguh merupakan suatu hal yang sangat tidak menyenangkan bahkan mungkin bisa disebut tragedi. Namun demikian situasi ini tidak bisa diingkari, karena memang benar-benar terjadi dan mungkin masih banyak pasangan lansia lainnya yang mengalami masalah yang kurang lebih sama.

Perubahan Perilaku

Pengalaman S diatas mungkin disebabkan oleh banyak hal dan tak tertutup kemungkinan bahwa masalah yang dihadapinya merupakan akibat dari perubahan perilaku ketika seseorang memasuki masa lansia. Perlu diingat bahwa ketika seseorang memasuki masa lansia maka banyak perilaku-perilaku yang berubah, perubahan itu ada yang positif namun ada yang negatif. Perubahan perilaku yang kearah positif, misalnya hidupnya lebih teratur, lebih rajin, tidak banyak menyulitkan orang lain termasuk istri, lebih sabar, lebih arif dan lebih mendekatkan diri pada Tuhan (rajin ibadah). Keadaan inilah yang akan mempererat hubungan dalam kehidupan suami istri pada lansia. Sedangkan perilaku yang negatif, misalnya hidupnya makin tidak teratur, keinginannya berubah-ubah, lebih malas, tidak sabaran, emosional, kadang-kadang ada yang menjadi jorok baik dalam perilaku maupun dalam bicara dan ada yang nafsu makannya menjadi luar biasa, sehingga menjadi sangat serakah atau memalukan.

Perubahan perilaku kearah negatif justru akan mengancam keharmonisan dalam kehidupan lansia atau bahkan sering menimbulkan masalah yang serius dalam kehidupan rumah tangga, misalnya suami istri tidak akur lagi; istri masak sendiri, suami masak sendiri, mengurus hidup sendiri-sendiri meskipun masih tinggal dalam satu rumah. Jika terjadi kondisi semacam ini sebenarnya peran orang lain, misalnya salah satu anaknya atau sanak familinya yang dapat menyatukan kembali kehidupan lansia agar tidak menjadi pecah, sangat diperlukan. Dalam masyarakat kita peran anak sangatlah penting bagi lansia karena merupakan perekat dalam keluarga. Hal itu sesuai dengan hasil penelitian Rudi Salan Dkk (1995) bahwa kematian anak atau orang tua menjadi stressor psikososial rangking kedua dan stressor pertama adalah kehilangan pasangan hidup. Sayangnya di dalam kenyataan tidak semua anak atau sanak famili dapat memberikan perhatian yang cukup agar orang tuanya yang sudah lansia tetap hidup rukun. Hal ini bisa disebabkan karena kesibukan anak-anaknya dengan keluarga mereka masing-masing, karena jarak yang jauh atau masalah-masalah lain.

Bagaimana Menjaga Keharmonisan Kehidupan Keluarga Lansia

Untuk menjaga agar kehidupan lansia tetap harmonis perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut :

  • Sebelum masuk usia lansia hubungan interpesonal suami istri tetap terjaga, sehingga keharmonisan dalam berkomunikasi tetap hangat dan dekat
  • Hindarkan perpisahan-perpisahan fisik terlalu lama (misal nengok cucu atau cicit berbulan-bulan)
  • Hindarkan salah komunikasi dan salah pengertian karena hal itu akan memancing emosi kedua belah pihak
  • Binalah hubungan yang hangat dan dekat (bangun tresno = selalu memperbaharui rasa cinta), karena satu sama lain saling membutuhkan dan menguntungkan
  • Memperhatikan tradisi dan budaya itu baik, namun jangan terpaku pada tradisi dan budaya yang kadang-kadang menimbulkan konflik yang sulit diatasi bagi seseorang
  • Hindarkan hal-hal yang menimbulkan kemarahan istri atau suami, karena hal itu hanya akan memperburuk hubungan satu sama lain
  • Biasakan hidup teratur dan tidak berlebihan, sehingga Activity of Daily Living (ADL) tetap berjalan dengan normal dan tetap memanfaatkan mass-media (TV, koran, majalah, internet) agar tetap memiliki wawasan baru dan luas
  • Ibadah, hobby, dan kegiatan sosial jangan ditinggalkan tetapi bila mungkin justru perlu ditingkatkan

Apabila dari butir-butir penting diatas dapat dijalankan, walaupun tidak seluruhnya, keharmonisan kehidupan lansia kiranya dapat dipertahankan, sehingga suami-istri lansia yang sesungguhnya saling membutuhkan dapat tercapai.                     http://www.e-psikologi.com/epsi/lanjutusia.asp